Senin, 23 Juli 2012

Tidak Harus Dilupakan


“Tidak Harus Dilupakan” – cerpen, Sabtu, 21 Juli 2012, 20:35  @rosikangagelina

Aku seorang gadis, gadis yang maniak dengan jejaring sosial. Yang jelasnya jaman sekarang aneh jika tak memiliki akun jejaring sosial. Okeh. Aku Rena. Dan aku punya facebook. Dan itu situs jejaring sosial yang aku miliki kedua selama hidupku setelah friendster. Temanku tidak banyak, jujur, aku terlalu memilih dalam berteman. Jika tak kenal, tak akan aku approve untuk menjadi teman. Dan okeh, aku sering dikatakan “terlalu memprotect diri”. Yang harus kalian tahu, hidupku tak ingin banyak orang tahu dan mengurus, it is my life, just my God can judge me. Yeah. Dan dengan facebook, aku menemukan satu nama yang seringkali membuatku “wow”.

Dia temanku. Temanku di dunia nyata. Dan di dunia maya. Aku mengenal dia, dan dia mengenal aku. Hanya sebagai teman. Ya mungkin menurutnya aku temannya, tapi sepertinya dia salah. Ternyata oh ternyata, aku memiliki perasaan padanya, ya dia tak tahu akan hal ini. Okeh dan aku hanya bisa berdiam. Tentunya kami tak lagi saling menyapa, ketika bertemupun, hanya acuh tak acuh. Apalagi di dunia maya, okeh. Dulu kami sering bercengkrama, namun kini tidak lagi. Ya, yang aku tahu dia sudah memiliki seorang kekasih. Hancurlah aku, jujur aku hancur.

Hay, namaku Rena. Sekali lagi aku Rena. Mahasiswi di salah satu Universitas dikotaku tinggal. Aku memiliki satu sahabat, ya yang boleh dibilang dia sekarang jarang bermain denganku. Namanya Dera. Dera Apriliya Simamora. Aku dan Dera sudah jarang bertemu, bahkan bermain dengankupun jarang, maklumlah dia sudah memiliki teman yang akan selalu ada saat dia suka dan suka. Ya, pacarnya. Aku iri ? sempat. Namun untuk apa aku iri padaNya ? yang aku harus tahu, setiap orang tentunya sudah punya jalan cerita tersendiri yang masih bersembunyi dibalik tembok besar rahasia kehidupan. Aku memang dekat dengan Dera sejak kami bertemu di tingkat Sekolah Menengah Pertama, dan tetap bersama hingga dunia perkuliahan ini. Tepatnya kami memiliki satu hobi yang sama yaitu menggambar, dan prodi kami sama, Mahasiswa Seni Rupa. Okeh, tak penting aku bercerita panjang tentang pendidikanku dan juga masa awal bertemu Dera.

Yang aku tahu, aku sekarang lebih suka sendiri, berdiam di depan laptop dan men-stalker berbagai akun jejaring sosial. Dan facebook adalah salah satu jejaring yang membuatku betah berada ribuan detik didepannya. Dulunya, aku suka men-stalker akun facebook seorang teman laki-lakiku yang aku suka dan aku singgung sedikit didepan. Dia aku kenal sejak kami bertemu di satu kelas Seni Rupa ini, Dera pun juga tahu, aku sudah suka padanya sejak pertama kali bertemu, ya sebut saja cinta pada pandangan pertama. Namanya Adit. Adit Dimas Prasetya. Sejak aku bertemu Adit, lama-lama aku sering mencari tahu informasi yang dia punya, dari mulai akun facebooknya, nomer hapenya, dan apapun tentang kesukaannya, aku tahu. Dan yang perlu diketahui, aku sempat dekat dengan Adit pada masa awal perkuliahan, ya selama beberapa saat. Saat itu dia baru saja “putus” dari pacar sebelumnya, ya aku dengan terbuka setia mendengarkan apa yang dia ceritakan. Dan itulah yang menjadi salah satu alasan dimana aku menjadi semakin jatuh hati padanya. Adit anak yang sederhana, baik hati, dan tentunya ramah. Dia juga anak yang terbuka, dan selalu menerima ceritaku disela-sela saat aku mendengar ceritanya.

Hampir tiap malam, aku sempatkan membuka akun jejaring facebooknya, hanya untuk melihat-lihat, yang jujur saja, lama-lama bosan juga, karena setiap kali aku buka akunnya, isinya jarang berubah, namun tetap sama. Namun lebih menyenangkan saat lampu bulat kecil hijau muncul di kanan akun facebookku, ya tandanya dia sedang online. Dan aku selalu menunggunya menyapaku, dari sebuah chat. Hanya sekedar memanggil, “hay, Rena, lagi apa nih?” atau “Rena, loh belum tidur Ren?”. Perhatian kecilnya itulah yang semakin membuatku jatuh hati pada sosok Adit.
Tapi, saat jatuh hatiku semakin dalam itu, aku malah sering menangis. Aku sering melihat namanya bercengkrama dengan nama lain, yang hampir setiap waktu menjadi “top news” di beranda facebookku. Iseng-iseng suatu malam, aku stalker juga nama lain yang seringkali Adit komentari, entah foto, status, atau wall dinding. Namanya Puspa Ayu Chalrin. Dengan penuh penasaran aku selalu cari tahu infonya, ya ya ya teman lama Adit rupanya.

Pagi itu suasana kampus sedikit mendung. Aku lebih sering berangkat sendiri, dari pada bersama Dera. Iya, Dera kan sudah ada yang jemput, ngapain bareng sama aku? Itu pernyataan yang selalu aku terapkan dalam otakku. Aku sendiri, dan biarlah Dera dengan pasangan barunya. Ya ya, aku mampu menghibur diriku sendiri. Tak aku duga, lama-lama suasana kelas menjadi ramai, banyak temanku yang sudah datang dan duduk disana. Aku masih asyik mendnegarkan mp3ku, daripada ikutan menggosip bersama yang lain. Tak lama, Dera datang, menyapaku dengan sapaan hangat paginya, ya jujur saja aku sudah lama tak mendengar sapaan itu. “selamat pagi Rena sayaaangg”. Dan aku hanya tersenyum tanpa menjawab, karena aku pikir “Dera aneh”, ya terlalu lama aku tak mendengar sapaan itu, jadi aku merasa aneh. Ya ya, yang tak terlupa ialah di juga datang dengan pacarnya, yang itu teman sekelasku, dan duduk disampingku. Duniaku semakin suram saja. Kemudian Dera mendekat,
               “Ren, aku mau cerita nih, dengerin dong” rayunya dengan lembut.
               “cerita aja” jawabku suntuk.
               “yah, kamu nggak minat banget sih. Ogah ah.” Dera sok jual mahal.
               “udah cerita aja, aku dengerin kok. Biasa aja kali. Nggak usah lebay gitu ngomongnya.”
               “lepas dulu headsetmu” katanya sambil meraih headset yang melikit di telingaku.
               “apaan sih, cerita aja, gausah ganggu musikku” jawabku ketus.
               “Rena ah,”
               “iya iya, ngambek mulu. Apa?”
Kemudian Dera dengan perlahan memindahkan kursinya, duduk berhadapan denganku.
               “Ren, jujur ya, kamu masih suka sama Adit?” tanyanya. Aku langsung tertuduhkan.
               “ngapain lo tanya gitu? Gausah ditanya lo tahu jawabnnya.” Jawabku singkat.
               “Ren, aku mau mastiin, hehe. Aku mau cerita ini, tapi ..”
               “udah, cerita aja.” Hatiku semakin bergetar cepat. Cepat dan cepat.
               “Ren, Adit udah punya cewek tahu, kamu masih beneran mau ngarepin dia? Akhir-akhir ini aku kan sering smsan juga sama dia, ya, berhubung kita sekelompok di mata kuliah gambar sketsa, jadi harus tahu anggota juga kan? Semalem dan beberapa malem sebelumnya sih, dia kalo sms nggak lagi ada dirumah, mesti diluar, eh ternyata lagi sama .. sama .. pacar barunya, ehm.. oh kalo nggak salah sih namanya ..”
               “Puspa” jawabku singkat tanpa melihat Dera yang asyik bercerita.
               “nah, iya Puspa, kamu kok udah tahu? Iya Puspa bener Ren. Hehe. Terus kamu gimana?” tanya Dera.
               “ya nggak gimana-gimana”
               “kamu jangan sedih ya Ren, pliiiisss jangan sedih ya?”
               “apaan sih lo, biasa aja kali. Gue biasa.”
Dan sejak cerita Dera itu, aku semakin sering nangis, diem, bahkan males ngapa-ngapain. Lagian kalo aku pikir aku nangis Dera juga nggak bakalan peduli ke aku, ya walau aku sahabatnya, sahabatnya yang Dera datengnya pas butuh doang. Sisanya, ya sama pacarnya lah. Nasib deh, punya sahabat satu aja, tapi lama-lama ninggalin juga, bikin sakit hati. Tanpa aku sadar, kadang kalo disapa Adit di kampus, senyum aja nggak. Malah langsung kabur.  Dan pulang kerumah. Sumpek udah sahabat ninggalin, orang yang aku suka juga udah ada yang punya. Nasih oh nasib.
Emang, sejak beberapa bulan kemarin, aku sudah jarang sapa-sapaan sama Adit. Iya sejak akus ering lihat nama Puspa yang status atau foto dan wall dindingnya jadi top news diberanda ku, iya soalnya ada Adit yang sering komentar. Dan sejak itu aku tambah sering diem, mengeluh, merasa bosan. Gak ada tempat lain buat cerita. Dera ? pasti bilangnya, “sorry Ren, aku sibuk nih, ntar deh aku telpon lagi, ya ya?” buktinya sampai pagi berganti selama seminggu nggak juga telpon. Atau “kamu mau cerita Ren? Nanti deh sepulang aku dari sini mampir kerumahmu, aku sayang kamu Rena” buktinya sampai tiga minggu juga nggak nongol di rumah, dikampus ketemu aja, cuman senyum. Hah ~
Cuman satu tempat. Bikin lega. Satu nama. TUHAN. Aku akhirnya dan nggak sekali ini, bahkan dari kecil, Ibu ngajarin buat cerita ke Tuhan, apapun masalahnya, iya memang nggak cepet “clear” tapi menenangkan kok :’) terimakasih ya Tuhan buat semuanya, menenangkan J
Nggak peduli nggak ada Dera, aku nggak sendiri. Nggak peduli cinta nggak kebalas sama Adit, aku nggak sendiri. Aku masih banyak teman kok. Tuhan setia buat aku J akhirnya, intinya aku mulai ngelupain Adit. Nggak akan ada Adit lagi. Nggak akan ada Rena yang suka stalker diam-diam akun Adit, nggak ada lagi Rena yang suka tanya kabar ke Adit. Nggak ada lagi Rena yang nunggu-nunggu sapaan di chatting facebook dari Adit. Nggak ada lagi Rena yang nangis gara-gara Adit. Mungkin aku baru tahu, Adit cuman ada buat membuatku semakin dewasa, dan mengerti akan hidup. Nggak baik juga Rena terus-terusan nangis hanya karena Rena tahu Adit sudah ada yang punya, nggak baik juga Rena terusan berharap ke Adit, hanya mimpi semu saja. Dan nggak baik juga Rena ngejar Adit, Adit juga nggak tahu. Yang Rena tahu, Rena harus menjadi anak yang baik, teman yang baik buat Adit, dan sahabat baik buat Dera. Walau Dera sering ninggalin Rena demi kencannya yang katanya “romantis abiiiisss” haha, nggak apa, Rena akan selalu ada buat Dera. Ya, belajar jadi sahabat yang setia buat yang lain. Mimpi Rena nggak harus berhenti hanya karena “ditinggal Dera dan ditinggal Adit” mimpi Rena masih jauh dan panjang, setidaknya Rena ingin akhirnya membahagiakan bukan buat Rena aja, tapi buat semua. Dan mereka, nggak harus dilupakan, namun mereka yang harus didoakan selalu, ya belajar menjadi teman yang baik. Walau mereka tak tahu dan melupakanku dengan dunia barunya, tapi aku tak boleh melupakan mereka untuk hal ini, “tetap mengasihi mereka sebagai sesama”.

(Rena Anastasia Palupi)


-- cerpennya rosika, iseng aja nulis, dan kebetulan dapet banyak ide dan inspirasi --
the owner of this blog,
with love and pray,
@rosikangagelina

Jumat, 20 Juli 2012

Tuhan Ada :)

hay, sebenernya akhir-akhir ini banyak banget yang pengen gue posting di blog, tapi banyak banget keadaan yang seolah nggak memungkinkan buat ngeposting, seenggaknya setengah tahun 2012 udah gue lewatin, atau bahkan gue nikmatin dengan sejuta anugerahNya, yep, tetep yang paling LUAR BIASA adalah anugerah TUHAN yang nggak pernah ada duanya dalam hidup gue. setengah tahun, banyak banget halhal yang menyenangkan, nggak cuman sama keluarga, tapi sama ribuan teman yang secara nyata ada, atau yang hanya muncul di beberapa situs jejaring sosial gue, salah satunya pasti twitter. okeh. gue maniak twitter. banyak banget perjalanan yang gue alami di 2012 ini. dan yang paling ter-wow kan pas bulan Juli ini. ke pantai di Malang Selatan lah, ke Tulungagung lah, semuanya menyenangkan banget.

kalo gue lihat keadaan gue yang sebenernya menyenangkan banget hari-harinya, tapi itu salah. gue mulai nggak terlalu menikmati setiap kejadian yang gue lakukan. nggak paham juga kenapa, tapi Tuhan yang tahu. merasa jatuh banget, sama lah kayak tahun lalu, kayaknya tiap tahun ada satu titik dimana gue harus "benar-benar jatuh terpuruk" bukan cuman masalah teman, masalah pribadi juga terlibat. sayangnya gue susah bangkit dari hal beginian. bener, dan memang sih gue nggak nangis kayak yang dulu, mungkin karena gue udah kuat dan udah siap menerima apapun yang terjadi disini. dan posisi gue nggak gue sesali, malahan bersyukur banget dengan ini Tuhan bisa bentuk gue jadi lebih baik lagi, (ya)
kayaknya ya, tiap permasalahan yang gue alami itu jadi satu pelajaran baru, dan gue diingetin lagi buat "semakin dekat sama Tuhan". iya rasanya sih seperti nggak adil mengalami ini, tapi mau bagaimana, Tuhan yang memberi. masa cuman aku yang terusan minta minta dan minta ke Tuhan, sedangkan cara hidupku aja belum banget menyenangkan Dia :'( kakak pernah bilang, "benerin dulu hidupmu, baru minta lebih ke Tuhan, jangan cuman minta aja, tapi lihat apa yang udah kamu perbuat buat menyenangkanNya? sudahkah kamu hidup kudus bagi Dia? dan ingat, Tuhan nggak akan memberi karena Tuhan tahu kamu belum siap menghandle semua yang nanti kamu terima". jujur aja nyesek juga pas ditanya, kamu udah hidup kudus buat Tuhan belum? jujur aja belum.

Tuhan tahu kok apa yang aku pikir, dan yang aku inginkan. aku juga tahu. tapi kenapa Tuhan nggak memberi? iya soalnya aku belum hidup menjadi anak-anak yang baik dan kudus bagi Dia. bener nggak ? aku akui, beberapa tahun kemarin memang aku jadi anak yang males, rajin nya cuman pas butuh ke Tuhan, tapi aku udah dipercaya buat selalu bersyukur dan bilang "Puji Tuhan" buat tiap masalah yang ada. tapi bagiku pribadi itu kurang. aku pengen deket lagi sama Tuhan, pengen hidup jadi anak yang baik dihadapanNya, memandang semua yang terjadi itu baik, dan nggak egois, rendah hati, nggak banyak alasan.

Tuhan itu menjanjikan hidup yang bahagia buatku. bahagia banget. tanpa ada satu hal yang membuatku kecewa. okeh, setiap masalah harusnya disyukuri bukan dijadikan beban. agar tiap hari akunya jadi dewasa bukan dalam perbuatan saja, tapi dalam iman. okeh guys, banyak hal yang aku pelajari dari keterpurukanku di sini : 
* jadi anak yang semakin dekat sama Tuhan, apapun masalahnya, Tuhan ndengerin kok, Tuhan selalu siap menolong kita. janji Tuhan kan pasti, iya dan amien, sekarang kita sedih, tapi Tuhan pasti emmberikan janji yang luar biasa di hari esok (Yeremia 29 : 11)
* belajar buat memandang setiap masalah itu positif. memandang apa yang terjadi bagimu itu anugerah.
* belajar untuk rendah hati selalu.
* belajar buat selalu bersyukur apapun yang terjadi dan dialami.
* belajar buat nggak egois memandang semuanya yang ada, ingat Tuhan selalu adil kok :)
* yang terpenting ialah belajar lebih dekat lagi sama Tuhan, rajin saat teduh, dan terutama hidup kudus sesuai yang Tuhan mau bagi kehidupan kita :)
seenggaknya dnegan hal-hal sederhana begitu, perlahan kita bisa jadi anak yang baik, hidupmu indah bila kau tahu, nggak ada yang membuatmu luka. ingat setiap luka yang dailami adalah proses dimana kamu akan menjadi lebih dan lebih dewasa lagi dalam imanmu.

fokuslah pada janji Tuhan akan masa depan yang sempurna indah dan kekal bagimu, yang lalu biar berlalu, ayo perbaiki cara hidupmu, jangan selalu mengeluh, dan meminta yang kamu mau, Tuhan belum memberi karena Ia tahu yang terbaik buat kamu dan aku :)
Tuhan Yesus sayang sama kita, aku dan kamu. Jangan mengeluh terus buat tiap hal yang ada dalam hidupmu, jalanilah semuanya dengan kasih sukacita. pencobaan yang kita alami nggak melebihi kekuatan kita kok, Tuhan tahu porsinya. setidaknya hidupku lebih tenang setelah aku percaya dan cerita sama Tuhan. ya, aku tahu aku sering ditinggalkan mereka, tapi ingat Tuhan ada buat kita, aku dan kamu. Dia nggak akan meninggalkanmu. Tuhan selalu menyediakan telinganya buat mendengar, menyesiakan bahunya buat sandaran saat kita menangis, menyediakan tanganNya buat memeluk kita dan mengangkat kita, dan Dia punya ribuan bahkan tak terhitung kebahagiaan buat kita. aku dan kamu. Tuhan cinta sama aku dan kamu, kita semua.

Tuhan ada, Ia selalu ada.
puluhan ceritamu Ia akan dengarkan.
ribuan tangis air matamu, Ia akan usap.
jutaan teriakanmu, Ia akan gantikan dengan alunan lembut suaraNya yang menenangkan.
Tuhan ada, Ia dekat.
disisimu, dikanamu, dikirimu, didepanmu, dibelakangmu, diatas dan dibawahmu.
setiap detik.
tak perlu aku dan kau panggil Dia dengan teriakan.
dengan lirih suara kita saja Ia tahu, bahkan saat kita belum berucap kata, Ia tahu.
so, our life is beautiful when you believe on His name, JESUS :)

"dalam setiap langkahku, Engkau besertaku,
menawarkan perlindungan saat badai menejang,
saat dunia menyakitku,
kala cinta semua palsu,
Kaulah yang kuandalkan, Kaulah perlindungan,
Kaulah yang selalu ada,
teman yang abadi, SAHABAT SEJATI,
tak perlu aku ragu denganMu, KAU ADA"

Kau Ada // Giving My Best


 

Kamis, 19 Juli 2012

Garis Penonton

keramaian membuat semuanya lebih baik dan terkadang keramaian malah memutar balikkan keadaan, ya menjadi buruk

dalam suatu waktu ada kalanya aku berada di titik depan tribun dan garis bagi penonton
membawa bendera, meniup terompet, dan berteriak kagum bahagia, dan bergabung diantara ribuan orang demi menanti apa yang dibanggakan melaju dengan cepatnya didepan
kedua bola mata dengan sigap merekam tanpa disuruh merekam apa yang dilihatnya
dan bergabung dengan ribuan pasang mata lainnya, menangkap apa yang terlihat
sesekali terlihat jenuh
dan membosankan
menunggu apa yang ditunggu tak kunjung datang atau tak melihat siapa yang bersemangat menanti di tribun dan batas garis penonton

semua dibatasi oleh garis panjang berwarna merah berseling putih
terlalu panjang, hingga tak tahu mana ujung dan mana pangkalnya,
ribuan orang dengan teratur berada dibaliknya mengucap gembira dan tetap menanti apa yang ada
aku tidak bosan hanya saja semangatku tak lagi sesemangat kala itu
sekarang semuanya seolah berat, cukup lelah untuk berdiri, mengangkat kedua tangan, berteriak, dan hanya bisa dilakukan tanpa melebihi batas garis berwarna merah berseling putih yang nampak rapi membatasi
siapa yang ditunggu melewati jalan didepan tak kunjung datang malah seolah makin tenggelam

satu per satu aku mundur dari posisi terdepanku
mundur selangkah demi selangkah
ya aku tahu aku sudah tak bersemangat lagi dan aku sudah lelah dengan terus berdiri tanpa hasil
bukankah aku lebih baik mengundurkan diri dari pada aku harus bertahan dan berdesak desakan didepan ?
bukankah mundur lebih baik daripada didepan dan terdorong dorong hingga menyentuh garis batas penonton ? bukankah jika terdorong olehku garis itu akan rusak ?
aku bukanlah perusak atau pengacau hanya karena aku harus tetap teguh berdiri menanti apa yang ditonton melewati dan kuraih saat ada di hadapanku
yang aku tahu aku jauh lebih mulia diam tanpa kata dan mundur perlahan meninggalkan batas garis penonton
membiarkan orang lain menggantikan posisiku
dan dengan ikhlas mundur tanpa beban

aku mulai menghilang
menenggelamkan tubuhku diantara ribuan tubuh yang berdesakan demi berada di depan, menyentuh garis batas penonton
biar mereka saja yang menggantikanku, aku tak lagi ingin berada didepan,
berteriak tanpa ada balas teriakan
bersemangat tanpa ada yang menyemangati
bukannya telah lelah menanti hanya ingin memberikan waktu dan tempat 'istimewa' disana untuk yang lain
aku mundur perlahan, bukan karena aku terlihat frustasi menanti
aku mundur perlahan bukan karena aku tak mampu lagi menanti
aku mundur perlahan hanya karena aku tak ingin semakin dalam semakin di depan, menunggu yang dimaksud lewat, selagi belum jauh dan datang, mundur adalah alasan terbaik
dibatasi garis penonton adalah hal yang sedikit tak membuatku bebas, aku ingin berlari ya berlari dari batas
ketempat lain dimana ketenangan dan kebebasan aku raih tanpa batasan
biar ribuan pasang mata lainnya yang menikmati
aku sudah tak ingin lagi

mundur
dan mundur
jejakku kian hilang
tak terlihat lagi
garis penonton adalah batas semuanya
ya aku akan mundur saja
itu lebih baik
tenggelam dalam ribuan orang dan tak terpuruk karena penantian yang terbatas
mundur dan diam, tersenyum saat melihat apa yang ditunggu lewat dan diraih orangorang yang ada di depan, dekat garis penonton
selamat, ucapku dalam hati
dan maaf aku tak mau terbatasi oleh garis penonton hanya untuk menanti yang dimaksudkan lewat didepan mata walau hanya untuk mencari ku, dan menyebut namaku, karena aku tahu, tak akan teraih :')


the owner of this blog,
with love and pray,
@rosikangagelina
 
Blogger Template by Ipietoon Blogger Template