Sabtu, 29 Desember 2012

Pangeran Bertopeng dan Berkuda Putih (3)

..
saat ini aku masih mencarimu, mencari dimana kamu berada dan kamu berasal. sesekali aku masih mengingat apa yang pria gagah itu sampaikan padaku, mengapa aku tak mencarimu melalui para peramal yang sudah tentu pasti tahu dimana keberadaanmu. mungkin ia benar. namun mungkin juga ia salah. aku berkecambuk dalam hati, akankah aku kembali dan menemui para peramal untu mencari tahu keberadaanmu, puteri? namun perjalanan sudah menyisahkan separuh dari keseluruhan. ya separuh dari ketidaktahuanku darimana kau berasal.

perjalananku kali ini sampai pada hamparan luas padang rumput yang begitu menghijau. angin yang berhembus terasa begitu kencang, sehingga sesekali jubahku harus terbang tinggi karena tertiup angin. kuda putih kesayangankupun sulit untuk diajak berjalan apalagi aku tunggangi. angin yang terlalu kencang ini membuatnya sulit untuk bergerak maju.
aku berhenti dibawah sebuah pohon besar yang cukup rindang. aku ikat kudaku pada batang pohonnya dengan kuat-kuat, dan aku duduk menikmati pemandangan padang rumput yang begitu mempesona ini.

tampak seorang dengan sekawanan dombanya berjalan mendekatiku. aku tersenyum melihatnya yang tersenyum padaku dari kejauhan. dia melambaikan tangan dan tongkatnya. dan beberapa dombanya terlihat harus diikat dengan tali yang begitu rapat.
     "permisi, bolehkah aku ikut duduk disini seraya aku menjaga domba-dombaku yang harus makan?" tanyanya dengan sopan.
        "mari, silakkan saja. disini bebas." jawabku seadanya saja.
       "oh terimakasih. rupanya anda bukan berasal dari daerah ini? saya jarang menemui orang seperti anda melewati tempat ini dan berteduh." terangnya sambil meletakkan tongkat kecilnya disamping kanannya.
       "oh ya, kebetulan saya hanya melewati saja."
       "sepertinya anda juga menempuh perjalanan yang jauh? saya boleh tahu mau kemana?" tanya pria penggembala domba tersebut.
       "saya hendak ke arah selatan. mencari negeri selatan. berpetualang dan berlelah untuk menemukan hati seorang puteri dari selatan." aku menjelaskan pada pria penggemabala itu.

beberapa saat pria penggembala itu terdiam. nampaknya ia sedang berfikir ssesuatu.
      "itu semua dombamu?" aku bertanya untuk mencairkan suasana yang diam beberapa saat itu.
    "oh, tidak. itu domba tuanku. aku hanya bertugas menjaga dan menggembalakannya." jawabnya. "soal negeri selatan? apakah kau mencari puteri yang baik hatinya itu?" tanyanya.
        "oh.." aku terdiam. "darimana kau tahu?" tanyaku.
     "oh, aku tahu karena aku sering bertemu dengan orang-orang yang memiliki jawaban dan tujuan yang sama menuju negeri selatan untuk mencari puteri yang baik hatinya itu." terangnya.
       "mungkin kau harus berusaha sebaik mungkin, karena tidak hanya satu sainganmu. namun ada lima pria yang aku temui dengan misi sama sepertimu."

sejenak aku terdiam. aku tak ingin berkomentar apapun. lima? lima pria dengan misi yang sama sepertiku? mencari puteri yang baik hati dari negeri selatan? Tuhan. aku tak ingin melihat. sebesar itukah perjuangan yang kelak aku harus lewati? mungkin. namun aku tahu aku tak boleh menyerah soal hal ini. aku harus berjuang sesuai kemampuanku. aku tahu aku mampu mendapatkan dia. puteri, tunggu aku.

lalu, masih sedikit terlintas dibenakku, akankah aku mencari peramal untuk bisa memenangkan hatinya setelah aku tahu dia sama-sama dikejar oleh lima pemuda lainnya? sepertinya, lebih baik aku mengalah daripada aku mengikuti saran pria gagah yang aku temui di bar beberapa minggu yang lalu.

hening.

bersambung ..

Sabtu, 22 Desember 2012

Pangeran Bertopeng dan Berkuda Putih (2)

..
aku masih berada pada seperempat perjalanku untuk mencarimu, puteri.
seperempat perjalanan yang mungkin jika aku rasakan aku begitu kelelahan. namun saat aku kembali mengingat bayangmu, aku mampu kembali melanjutkan. kini aku masih terus berjalan bersama kuda putihku yang setia menemaniku mencarimu.

kali ini aku tiba disebuah pusat kota negeri lain yang tak aku ketahui namanya. negeri ini cukup ramai dengan banyaknya pedagang yang dengan asiknya menjual dan menawarkan segalanya. aku terhenti. untuk kembali mencari tempat peristirahatan sejenak sebelum aku melanjutkan kembali perjalanku untuk mencarimu.

     "hai, pemuda, sedang apa kau disini?" sapa seorang pria muda yang gagah berdiri disampingku.

  "oh, maaf. saya rasa saya menempati kursi anda" jawabku dengan tersenyum, dan aku berdiri. mempersilakkan pria muda yang gagah itu untuk duduk.

     "oh, tidak. aku tidak ingin duduk. aku hanya mengamatimu dari kejauhan. kulihat kau kelelahan. mari ikut aku masuk ke dalam bar, sejenak meminum kopi bersama. karena aku tak terbiasa meminum kopi sendirian."


aku menerima tawaran pria itu, dan mengikuti dia masuk dalam bar untuk menikmati secangkir kopi. langit mendadak berubah menjadi gelap. dan hujan turun dengan derasnya diluar. aku gelisah.

    "sedang apakah kau melihat keluar? gelisah ya? hujan seperti ini tak akan berhenti dalam waktu cepat. sudah tenanglah, kuda putihmu juga sudah berada pada tempat yang aman." jelas pria itu padaku. aku tersenyum. "kalau aku boleh tahu, dari mana kau berasal dan akan pergi kemana?"

    "oh, saya berasal dari negeri Utara dan akan menuju Selatan untuk mencari seseorang" jawabku.

     "bolehkah aku tahu kau akan mencari siapa?"

    "aku mencari seorang puteri yang aku tak tahu negeri asalnya, aku hanya berbekal dia tinggal di Negeri Selatan. ini kesempatan ku mencarinya."

   "pasti dia sangat cantik rupawan sehingga kau mau mencarinya sendiri. apakah kau sangat mencintainya? kau mengenalnya dengan dekat?" tanya pria itu sambil meneguk kopinya.

   "aku tahu namanya, aku tahu beberapa hal tentangnya. hanya saja aku belum siap untuk mengatakan dan mendekatinya lebih jauh."

     "aku tahu kau begitu mencintainya, seharusnya kau cari tahu segala informasinya dengan lengkapnya, bukankah dinegeri asalmu banyak peramal? sehingga kau tahu bagaimana ia dan keluarganya, dimana ia tinggal, lalu kau bertindak mendekati hatinya dan mendekati hati keluarganya, kemudian kau katakan yang sebenarnya. aku yakin itu tak akan lama seperti kau harus berjalan atau menunggangi untuk pergi mencari informasinya seperti ini" terang pria itu dengan bangganya. "itu tak tikku menaklukkan wanita yang aku suka, dalam sebulan aku mendapatkannya." lanjutnya.


aku terdiam.
kegalauan itu semakin merajalela dalam hatiku. namun aku tahu tak semudah itu mendapatkan sebuah cinta sejati yang aku mau. mencari informasi lengkapnya dengan mengandalkan peramal? itu hal bodoh menurutku. terlalu instan. aku tak ingin mendapatkan cintanya hanya semudah itu. aku butuh apa yang disebut perjuangan agar dia tahu perasaanku.
mungkin pria itu berkata dengan mudahnya karena ia merupakan tipe orang semudah itu untuk mendekati siapa yang ia incar. sedangkan aku? aku jauh memikirkan bagaimana perasaannya juga saat semua yangs erba instan itu aku lakukan, apakah dengan semudah itu ia akan suka denganku? akan menerima semuanya dengan baik? mempersilakkan hatiku menggapai hatinya? yang aku tahu, tidak semua wanita seperti itu.

aku tak tahu lagi harus bagaimana. pikiranku pecah.

bersambung ..

Sabtu, 01 Desember 2012

Pangeran Bertopeng dan Berkuda Putih (1)

aku masih saja berdiam disudut sebuah kota yang mati.
tanpa ada seorangpun yang lewat untuk mencari.
ditemani oleh kuda putihku yang dengan setia mau kutunggangi kemanapun aku arahkan ia untuk pergi.
perjalananku msih panjang, tidak kan berakhir sekarang.
aku masih mencari "dia", wanita yang aku cari untuk menemani perjalanan hidupku kelak.

aku sudah tahu siapa dia. aku sudah banyak mengenal lewat informasi banyak rakyatku dimana aku tinggal.
aku meninggalkan negeriku, demi mencarinya. mencari seoraang puteri yang begitu dihormati dan dikenal dibanyak negeri. aku pergi untuk mencarinya, aku pergi untuk mendapatkannya, dan mendapatkan hatinya.
yang aku dengar, dia begitu rupawan. dia adalah puteri negeri seberang yang baik hatinya pada semua orang, tak mengenal siapapun yang ia temui, ia selalu baik pada mereka.
aku terkagum.
aku ingat beberapa waktu sebelum aku menjadi seorang pangeran, aku pernah bertemu dengan dia dibeberapa moment penting. namun aku masih saja diam dan seolah tak ingin tahu siapa dirinya.
sejak kabar kebaikannya menguasai seluruh negeri, aku kembali teringatkan akan dirinya, tidurku kembali tak nyaman, aku mulai geram. entah, hanya mendengar namanya saja, aku sudah tak tenang, aku selalu merindukannya dalam malam. dan saat aku bermimpi, aku bermimpi telah bersanding dengannya.
mimpi yang aku alami membuat tekadku kian bulat mencarinya, mengenalnya, dan membawa ia pulang kenegeriku kelak, akan berdampingan denganku.

jalanan ini masih awal dari keseluruhan. padang rumput, padang gurun, hutan yang hitam, dan jurang yang dalam belum aku tempuh begitu rupa untuk mencarinya.
aku tengok kuda putihku yang setia menemaniku, aku bertanya, "masih maukah kau dengan setia menemaniku mencarinya? hingga aku mendapatkannya?"
terlihat wajah kudaku tersenyum. aku juga tersenyum.
aku kembali melanjutkan langkahku, meninggalkan kota mati tanpa penghuni ini. terlalu membuang waktu jika aku berlama-lama disini. aku ingin cepat bertemu dengannya. dan mengenalnya jauh lebih dalam.
suara langkah kaki kuda putihku mulai terdengar cepat, berlalu dan semakin cepat.
dalam anganku bertanya, "dimanakah dirimu sekarang puteri?" karena aku tak tahu dimana kerajaanmu berasal. dan tak ada yang tahu arah mana jalan panjang ini menuju tempatmu tinggal dan memerintah.
dalam pikiranku berkecambuk teringat namamu, teringat wajahmu yang sempat tersenyum padaku dalam diam diantara kita berdua.
dalam hatiku, getaran itu semakin dalam, semakin aku ingin lepas, getaran itu semakin mengikatku, mengikat jiwaku untuk terus setia mencari, mengejar, dan mendapatkan hatimu ..

bersambung..
 
Blogger Template by Ipietoon Blogger Template