“tunggu, aku tidak pernah memberikan yang terbaik dihadapanmu, tapi disini, aku bisa memberikan yang terbaik untukmu, dihari jadimu”.
Aku tersenyum diujung bibirku yang pilu.
Mengucap namamu saja sudah tak lagi mampu. Sepatah dua patah kata, aku mencoba merangkainya.
Menyusunnya, menjadikannya berarti kelak di hari-hari kedepan.
Sosokmu belum pernah pudar sekalipun sejak hari
terakhir kita pernah bertemu di tanggal itu tiga tahun lalu. Kenangan yang
keras masih saja tertanam didalam otak tanpa pernah ada keinginan untuknya
segera pergi. Tatapan mataku saat itu, selalu mengingatkan bagaimana
sederhananya aku mengagumimu dibalik tubuhku yang mulai ringkih karena lukamu
yang mulai memakan ujung-ujung perasaan ini. Saat itu, aku menghargai benar
tentang harimu, hari spesialmu. Tapi entahlah mungkin tidak untukmu yang tidak
tahu jika aku sangat menghargai itu.
Aku masih menyimpan pesan singkat selama satu
tahun kedepan setelah hari itu. Aku masih menyimpan kakunya jemariku yang
mencoba aku sinkronkan dengan perasaanku untuk menyusun kata kecil bermakna
bagimu, diharimu. Dan aku nyatakan aku berhasil, berhasil mendapat kado kecil
untuk kerja keras jemari yang mengetik, perasaan yang bergejolak, dan pikiran
yang berusaha mengumpulkan kata. Apa kau tahu perasaan yang terjadi ketika
seperti itu? Tentu saja tidak. Aku tahu jika sebenarnya kita terpisah oleh
jarak. Jarak yang hingga kini masih berjalan sejajar tapa ada satu titik
pertemuan.
Kali ini, aku sudah mulai memikirkan soal apa
yang akan aku bagikan untuk harimu, ya kelak jika hari itu tiba. Kebiasaan yang
tidak pernah pergi sejak dua tahun belakangan, yang selalu memberikan tempat
istimewa untukmu “disini”. Mungkin tidak banyak yang menyadari kita apa yang
aku bagikan sebenarnya tertuju padamu, jika kau tahu dan andai kau tahu.
Tapi, aku tidak berharap kau untuk tahu.
Mungkin saat kau tahu, aku sudah tidak lagi seperti yang kau rasakan saat itu.
Aku sudah menjadi orang lain yang jauh berbeda dan sudah memiliki banyak impian
yang aku raih. Setidaknya, tempat ini menjadikan bagian kecil dari aku
menyimpan kenangan. Tentang bagaimana kenangan itu bisa tetap utuh sekalipun
aku sudah tidak lagi merasakan hal-hal bergejolak seperti dahulu.
Tunggu saja, tunggu diharimu. Karena setiap
tahunnya aku tidak akan pernah mengecewakanmu soal ini. Karena sebenarnya,
setiap harimu datang, aku selalu berusaha memberikan hadiah terbaik untukmu,
dariku.
Untuk lelaki yang
sedang menunggu kedatangan hari bahagiannya,
Yang tidak pernah
menyadari jika kisahnya menjadi bagian yang begitu berarti, “disini”.