Sabtu, 07 September 2013

Untuk Tujuh Yang Ke Tiga Puluh Enam

tujuh. tujuh di tiga tahun lalu.
sudah lama dijalani. bahkan terhenti. mungkin pernah jika sesaat memang "rasa" itu kembali lagi. aku mengakui. tidak semudah itu yang namanya melepaskan untuk melupakan.
mereka bilang aku belum bisa pergi dari bayang-bayang gelap yang ada dibelakangku itu, namun mereka salah besar. aku sudah mampu bahkan sebelum tujuh yang kedua puluh empat.
terserah apa kata mereka soal siapa yang masih aku pertahankan. dilihat aku hanya sosok yang tidak bisa bangkit melupakan. salah. buktinya aku bisa. ya, mereka hanya kuat dalam hal "berkata-kata" tanpa tahu "fakta".
miris rasanya jika tahu ada yang seperti itu. tapi setidaknya itu mengajarkanku untuk semakin tidak lagi mengingat siapa yang pernah ada dibelakangku kala itu.

hari ini, untuk tujuh yang ketiga puluh enam,
ribuan kenangan dan kejadian saat itu tidak lagi akan kembali. terkenangpun hanya melewati foto-foto yang terjejer rapi tertempel didinding itu.
aku tidak semudah itu melupakan untuk tujuh yang begitu berarti. ya, aku tidak pernah tahu bagaimana denganmu. tahukah jika tujuh itu sangat berarti dibulan kesembilan setiap tahunnya?
awal dari segala permulaan. dan tidak untuk akhir dari segalanya.
hari ini, untuk tujuh yang ketiga puluh enam.
secuil kisah yang masih tertanam dalam hati. tidak akan pergi.
saat dimana semuanya memang baik adanya.
tak apalah, aku juga sudah tidak lagi berharap soal tujuh yang keberapapun nantinya.
aku hanya ingin mengulas tentang cerita kecil dibalik angka tujuh bulan kesembilan.
selamat untuk tujuh yang ketiga puluh enam ini.
tujuh yang tidak akan dilupakan. yang hanya sebagai kenangan.
tujuh yang mengajariku banyak hal.
tujuh yang luar biasa.
tujuh yang tidak akan pernah ada, tidak akan ada lagi rasa untuk tujuh-tujuh yang lain sejak sebelum tujuh yang kedua puluh empat.

bahkan satu angkapun terasa sangat berarti jika kamu pernah mengalami sejuta cerita yang tidak pernah kamu duga sebelumnya dengan orang yang membuatmu tertawa disaat kamu benar-benar sedih. - tujuh september duaribusepuluh. kita, aku dan kamu. ditempat itu.



Kamis, 15 Agustus 2013

Masih Saja Sama

masih sama. tempat ini masih sama tentang setiap kenangannya. yang berubah adalah bengunan nyatanya, gedung yang bertambah menjadi satu tingkat diatasnya, empat tiang lampu sorot lapangan basket, dan lapangan dengaan cat terbarunya setiap tahun.
demikian tempat ini, masih saja. bahkan tidak ada perubahan sekalipun. lorong kelas. ya masih tetap pada keadaannya, lantai yang putih dan tembok kuning bercampung hijau terang. pagar setinggi dada yang terletak didepan kelas yang membatasi pemandangan ketempat yang lain ditempat ini masih juga sama. tempat berdiri dan berbagi canda dan tawa dengan teman-teman kecil lainnya. dan tempat yang menjadi sisi gelap untuk bersembunyi saat memandangi siapa yang sedang berjalan dibawah, persembunyian pengaggum rahasia akan pangerannya.

"masih ada foto saat kita bersama bermain dahulu." seorang adik tingkatku bergumam kecil disampingku.
"yang mana?" aku tersenyum.
"ini, ini, bukankah kita dahulu satu tim saat acara ini?" tanyanya.
aku mengangguk.
"masih ada saja tentang 'yang itu'" adik tingkatku yang lain menunjuk satu foto lain. dan aku tertawa.
"apa lagi ini?"
"iya, kakak sudah tidak lagi dengan kakak ini kan ya. tidak suka lagi maksudku. boleh kakak ucap namanya?"
aku tersenyum.
"siapa sih?" sahabat laki-lakiku sejak awal sekolah yang dari tadi diam saja mulai mengeluarkan kata-katanya. "oh." jawabnya sederhana.
dia memandangiku dan tertawa simpul dibalik dekapan tangannya yang menutupi mulutnya.
"apa?"
"masih saja tetap. kapan mau berubah? masih suka?"
tanyanya.
"kata siapa, yang lalu ya biar berlalu."
dia tersenyum.
"bukankah jauh? dan tidak bisa lagi kan? seperti yang kau katakan, tidak baik terlalu berharap tentang orang lain yang tidak pernah memberimu kepastian, walau sekedar suka."
dia tersenyum lagi. "nah, sudah pintar rupanya. sudah serius untuk 'lupa' kan?"
aku mengangguk.

tidak banyak yang bisa dikenang. cerita-cerita kecil kala itu yang kembali terusik saat ini juga sudah menjadi bahan yang tidak akan ada lagi maknanya untuk dibahas. sudahlah, yang lalu biarlah berlalu. untuk apa tetap diperjuangkan jika pada kenyataannya malah sebaliknya yang tak sesuai dengan yang kita harapkan? kutahu Tuhan selalu memiliki ribuan jalan dan cara terindah. percayalah.
yang ada saat ini adalah tidak lagi untuk dikenang. karena mengenang masa lalu akan membuat kita terus tenggelam dan sulit untuk naik ke atas permukaan dan melihat betapa indahnya mentari yang bersnar dilangit.

masih sama. masih juga ditempat ini. masih dengan banyaknya bekas cerita yang tergambar dengan detailnya di otak ini. begitupun setiap detik yang terjadi saat itu, detik yang saat ini sudah harud mati dan tidak boleh lagi berdentang.
 
Blogger Template by Ipietoon Blogger Template