Seperti dalam doa Bapa Kami, "...jadilah kehendakMu di bumi seperti di surga..."
Kekhawatiran
seringkali melanda ketika aku mulai rapuh menghadapi suatu keadaan. Aku
khawatir akan hari esok, aku khawatir akan masa depan, aku khawatir tentang
apakah aku mampu? Iya, itu bukan hanya satu dua kali, namun seringkali. Secara
manusia bahkan aku bukan hanya khawatir, namun seringkali bertanya-tanya
"kok nggak kayak gini sih Tuhan, kok gitu sih". Iya seringkali aku
masih meragukan apa yang Dia berikan. Saat hati dan pikiranku tidak sinkron,
pikiran jahat bahwa Dia tidak memberikan padaku apa yang baik menjadi celah
bagi iblis untuk masuk dan menguasai. Membuatku semakin khawatir, tidak adil,
bahkan membuatku lemah dan tidak lagi berdaya menghadapi ini. Beberapa kali aku
sempat menyerah, merasa bahwa aku tidak sanggup. Tetapi ada satu hal yang aku
tahu jika aku semakin lemah dan tak berdaya iblis akan merasa ia menang dan
mampu menguasai diriku.
Pada masa-masa
ku yang tidak baik itu, selalu ada tangan yang aku rasa mengangkatku.
Memegangku dengan lembut. Menyediakan pundakNya untukku. Dan berkata padaku,
"ini Aku, Allahmu, jangan takut. Aku akan selalu menyertaimu. Berdoalah,
tenangkanlah hatimu".
Berdoa dan butuh
waktu sejenak, mencurahkan apa yang berat yang kupikul. Ia tidak pernah menutup
telingaNya untuk mendengarkan seruan doaku. Ia tahu aku, aku anakNya. Anak
pilihanNya. Dan Ia tidak akan pernah meninggalkanku seberat apapun pergumulan
dalam doaku. Ia mengajarkanku untuk berharap tanpa ragu, mempercayai
janji-janjiNya, dan yang terutama menyerahkan hidupku penuh di dalam tangannya.
Dan Ia terus mengajakku untuk tidak pernah berhenti mengasah imanku, dan
membuat imanku semakin teguh seteguh bukit batu. Ya Allahku, aku tahu bahwa
hanya Engkaulah penyelamatku, perlindunganku, batu penjuruku, dan aku tidak
akan takut. Sekalipun badai dan topan melanda, aku tahu hanya Engkau, Allah
yang berkuasa atas segala-galanya.
Ketika dengan
sukarela aku menyerahkan segala pergumulan, kekhawatiran, ketakutan, dan semua
yang membuatku berat menjalaninya dan takut menghadapinya dalam doa, ya aku
tahu Allahku akan membuat segala sesuatu indah pada waktuNya (Pengkhotbah 3).
Waktu kita bukan waktu Tuhan. Dan waktu Tuhan bukan waktu kita. Aku tahu jika
waktu Tuhan jauh lebih indah, tepat, dan sempurna dan tidak akan
mengecewakanku. Dia adalah Bapaku. Bapa yang selalu menyayangi aku, anakNya
tanpa ada syarat satupun. Aku semakin percaya bahwa apapun yang terjadi sesuai
kehendakNya, biarlah Dia yang berdaulat atas hidupku. Dengan semua beratnya
kehidupan dalam pergumulan, biarkanlah aku tidak pernah lepas dariMu, ajarilah
aku untuk tidak mengeluh, dan khawatir, takut, rapuh, dan segala hal yang
buruk, dan ajarilah aku senantiasa untuk berdoa, bersyukur, menyerahkan hidupku
sepenuhnya dalam tanganMu, serta percaya pada kehendakMu sajalah yang terjadi
bukan kehendakku.
bukan kehendakku, namun kehendakMu,hidupku bagiMu,Kau indah Kau muliakuingin hidupku menyenangkanMuTiada sepertiMu // Sidney Mohede