Karena tidak selamanya ia akan menutup tanpa membuka. Karena akan ada saatnya dimana hati itu akan dengan sukarela untuk terbuka menerima yang baru yang akan menemaninya.
Tidak ada
yang bisa tahu pasti, kapan yang ia tutup siap untuk dibuka kembali. Serapat
apapun, akan ada celah kecil yang bisa untuk dihampiri walau hanya sesekali.
Dulu, hari ini, atau esok. Tidak pernah tahu. Namun saat ia sudah siap, tanpa
kita tahu semua akan terjadi dengan alami.
Jangan
selalu ditutup, karena tanpa kau tahu ada yang lain yang menunggu. Menunggu
saat dimana kau dengan sukarela membukanya, menerimanya, mulai mempersilakkan
dia untuk sedikit demi sedikit menguasai ruang gelap yang sudah lama tak kau
buka karenanya.
Dia yang
telah meninggalkanmu, meninggalkan ruang gelap dengan ribuan goresan bahagia
dan sedih. Meninggalkan ruangan dengan banyak luka tanpa ada lagi polesan untuk
membuatnya terlihat sempurna. Biarkan, persilakkan saja siapa yang akan masuk
dan membuatnya lebih baik, akan ada saatnya, saat yang lalu harus benar-benar
direlakan sepenuh hati untuk pergi.
Beri waktu.
Waktu untuk hati siapa yang hendak singgah setelah menunggu hati itu membaik
karenanya. Mungkin itu tidak mudah, tetapi belajarlah untuk menerima dan
bersama-sama memulihkan hati itu, aku tau dia yang sudah menunggumu sekian lama
akan dengan senang hati membantu untuk melihat lagi senyum dan cerahnya dari
hati yang gelap selama beberapa waktu belakangan.
Pertanyaannya
hanya sebatas apakah aku, kamu, atau kita sudah siap untuk menerima hati baru?
Walau belum tentu akan berjalan dengan baik kedepannya? Setidaknya, membuka
hati lebih baik daripada ditutup dengan goresan luka lama. Aku selalu percaya,
saat ada yang dengan sukarela dan hati yang terbuka untuk menerima yang baru,
sesuatu yang baik akan terjadi. Dan mungkin tanpa kita sadari, mungkin dia yang
terbaik.